Selasa, 01 Oktober 2013

30 September 2013


Sepertiga malam hariku yang kulewati dengan hening. Entah harus berbuat apa lagi dan berkata apa lagi. Aku hanya ingin diam, mengunci rapat rapat bibirku. Saat ini kurang lebih pukul 01.00 dini hari. Kubiarkan asap rokok terhembus dari bibir keringku dan memenuhi setiap rongga rongga kamar, dan kubiarkan emosiku mereda setelah sedari tadi aku terus bergumam dan terus menggerutu tanpa henti tentang rasa pedih hati yang mendera. Aku pastikan itu menyakitkan, sangat menyakitkan. Aku telah dikhianati, untuk yang kesekian kali dan untuk kali ini benar benar sangat menyakitkan. Rasa yang sungguh entah bagaimana aku menafsirkan, sakit yang entah bagaimana harus aku luapkan.
 
Aku benci seperti ini, aku benci dikhianati, aku takut, dan aku bodoh! Bodoh karena telah mencintai seseorang yang masih selalu berkutat dengan masa lalunya. Bodoh karena telah memberikan hampir seluruh rasa percayaku padanya, seseorang yang bahkan tidak sungguh sungguh untuk menjaga dengan segenap hati kepercayaan yang telah aku berikan. Aku benci seperti ini, aku benci aku adalah aku, dan kamu adalah kamu yang telah sampai hati memecahkan kepingan demi kepingan hati ini lagi. Hatiku? Jika kau tanya bagaimana hatiku, aku sama sekali tidak tau harus menjawab apa. Mungkin hanya tergores sedikit, atau hancur tak berbentuk. Aku bahkan tidak bisa merasakan hatiku lagi, seperti mati rasa untuk segala bentuk rasa yang panca inderaku respon.

Tuhan, haruskah semua menjadi seperti ini? Kau maha segalanya Tuhan, Kau maha adil. Lalu adilkah jika keadaannya seperti ini? Tuhan mohon dengar jeritan hati yang tertahan ini, aku hanya ingin mendapat pendamping yang selalu setia Tuhan. Apakah itu susah untuk Kau wujudkan? Mungkin aku memang bukan pribadi yang baik dan taat Tuhan, Kau tahu itu. Tetapi apakah harus kau jadikan kisahku seperti ini Tuhan? Aku pernah sepenuh hati mencintai, dan semuanya hancur, apakah untuk kisah yang sekarang ini akan kau hancurkan juga Tuhan? Maaf Tuhan jika aku lancang menegur-Mu, tapi semua itu karena aku percaya pada-Mu Tuhan, atau setidaknya aku masih memiliki iman untuk mempercayai kebesaran-Mu Tuhan. Dengan segala kerendahan hati ini aku berserah Tuhan.

Kau tahu betapa aku sangat mencintainya Tuhan, bahkan seluruh orang mungkin tahu betapa aku sangat takut untuk kehilangan dirinya. Aku tahu caraku salah dalam memperlakukannya, aku bukan pribadi yang lunak, tapi segalanya telah aku lakukan Tuhan, dengan caraku. Aku tetap setia dibalik amarahku, aku selalu menjadikan dia yang pertama dan satu-satunya dibalik keegoisanku, dan aku tetap menjadikan dia kekasihku dibalik semua godaan. Apakah itu adil menurut-Mu Tuhan? Hingga dia benar benar mengkhianatiku dengan sangat, apakah itu masih tetap terlihat adil Tuhan?

Untukmu dengan penuh kebencian, Apriliani Sundari kekasihku. Maaf jika selama ini aku selalu salah dimatamu. Maaf jika selama ini aku terlalu egois, terlalu memaksakan kehendakku, terlalu mengekangmu, terlalu sering menyakitimu, maaf jika belum selalu bisa memberikan yang terbaik untukmu. Dan maaf jika ternyata aku tidak pantas bersanding disisimu. Hanya pada tulisan ini ku ungkapkan hampir seluruh isi hatiku yang ingin aku ungkapkan. Maaf, mungkin hanya sebatas ini, hanya bisa melalui tulisan ini, karena aku tahu aku akan menyampaikan dengan cara yang salah jika melalui lisan dan tutur kataku ini. Maaf untuk waktu yang singkat ini, cinta tidak pernah salah, tetapi terkadang cinta datang pada waktu yang salah. Mungkin saat ini hatimu ada padanya, seseorang yang lebih segalanya dibanding aku, aku menyadari itu dengan sisa kesadaran yang masih aku punya malam ini. Jika memang benar, biarkan cintamu menemukan jalannya dengan sendirinya.

Sedangkan aku? Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Bukankah aku lelaki hebatmu? Aku Nanda Rizky Pradana yang akan selalu menjadi lelaki hebatmu, yang akan selalu menyayangimu dengan caraku. Jadi tidak usah ada yang kau khawatirkan lagi sayang, karena sampai kapanpun aku masih tetap akan menjadi lelaki hebatmu, bahkan sampai nanti sampai Tuhan meratakan dunia ini, aku tetap Nanda Rizky Pradana yang kamu kenal, lelaki hebatmu.



Purwokerto, 02 Oktober 2013
        With Love (always)
      Nanda Rizky Pradana

Kamis, 19 Januari 2012

Perempuan Bermata Bening

Hari ini masih kubiarkan kamu tinggal dihatiku, karena aku tahu, semua akan baik-baik saja jika bersamamu. Tetapi kian aku biarkan dirimu meresap dibuluh-buluh nadiku aku kian menyadari, meskipun demikian mungkin sampai kapanpun juga kamu tidak akan pernah bisa menerimaku lagi. Sayangku, adakah kesalaan yang tidak bisa dimaafkan? Adakah kesalahan yang tidak bisa diperbaiki?
Aku disini selalu berdoa untukmu, karena mendoakanmu adalah caraku  untuk memelukmu dari jauh. Kamu, seseorang yang akan selalu aku perbincangkan dengan Tuhan.
"Aku Mencintaimu." Adalah kata yang ingin aku ucapkan ribuan kali kepadamu. Tetapi jika saja masih sempat, izinkan aku untuk sekali saja mengucapkan kata tersebut kepadamu. Sekali dalam hidupku, aku ingin benar-benar mengucapkannya dari dalam lubuk hatiku yang terdalam, dan sekali dalam hidupmu, aku ingin kau mendengar ungkapan cinta terindah yang takkan pernah kau dengar dari orang selain aku. Aku mencintaimu, hanya km, perempuan bermata bening.

Senin, 14 November 2011

Elian Nidyasrinda

Ini tentang Kita . . .
Hati yang terpaut beku dalam kisah yang pudar . . .
Meronta pada waktu, bergayut terlunta . . .
Jejak-jejak bersimpangan, angkuh, dalam, samar, dan terus membiru . . .
Aku yakin tidak akan pernah berhenti . . .
Meski hati semakin gersang ditikam hening . . .
Langkah-langkah semakin jauh . . .
Mungkin, jejak-jejak semakin hilang tak terbaca . . .
Aku dan kamu semakin asing . . .
Tapi, Cinta akan menemukan jalannya . . .

Selasa, 06 September 2011

Aku Yakin Ini Cinta

     Sungguh aku sadar akan getaran yang kian meruncing ini. Segala rasa yang bergejolak di dasar hati ini kian meronta, meminta untuk di perhatikan, dan sudah tidak bisa di sembunyikan lagi. Sangat sulit untuk dapat ku artikan sepenuhnya dengan baik, tetapi semua ini cukup untuk meyakinkanku bahwa memang kini aku mencintaimu.

     Aku menyadarinya, meskipun aku sendiri tak mengerti bagaimana bentuknya. Aku hanya merasa semua ini indah, dan tanpa aku sadari kau telah mengisi sedikit demi sedikit ruang di hatiku ini. Tetapi entah mengapa aku menjadi takut, aku takut jika perasaan ini semakin besar aku rasakan, aku takut jika aku semakin tak kuasa menahan pesonamu, aku takut kau semakin menguasai hatiku. Hingga pada akhirnya, aku takut tak bisa bersamamu dalam sebuah ikatan kasih.

     Entahlah, mungkin cinta memang seperti ini, menyakitkan jika kita tidak tahu bagaimana cara memperlakukannya. Tetapi satu hal yang aku ketahui, kita tidak akan merasa sakit jatuh ke tanah jika kita tahu bagaimana cara memperlakukannya. Jadi menurutku, kau harus diperlakukan dengan cara yang special, karena kau special untukku.

Yang Sempat Terucap

Di ciumnya kening perempuan itu dengan penuh kesahajaan yang tinggi.
Lalu lelaki itu pergi menjauh tanpa pernah berkata apa-apa lagi, saat itu hanya hatinya yang berbicara.
Ia mencoba tetap tegar, ia sama sekali tidak mau di kalahkan oleh apapun, meski ia tahu bahwa hatinya telah remuk dan hancur berkeping-keping, rusak dan tak tahu bagaimana bentuknya.
Tetapi ia tetap saja angkuh, tidak berubah dan goyah sedikitpun.
Kemudian dengan langkah yang semakin berat, ia berjanji akan tetap menjaga cintanya kepada perempuan itu untuk selamanya, dan akan selalu menempatkan perempuan itu di bagian terdalam hatinya sebagai yang tersayang.
Terakhir ia sempat berucap, "Dia masih tetap menjadi perempuanku, saat ini hingga nanti, bahkan sampai Tuhan meratakan dunia!"

Senin, 08 Agustus 2011

Love Can Say More Than Anything

I love you more than anything that I love...
 
I miss you more than anything that I missed...

 
I need you more than anything that I need...

 
Now...

 
I'm afraid to lose you more than anything I fear...

 
Please, don't ever leave me again...

 
Because, I was afraid of being alone...

Minggu, 07 Agustus 2011

Untuk Yang Tersayang

Sayangku yang luar biasa, aku masih saja selalu mengingatmu. Memikirkanmu setiap waktuku, dan memimpikanmu dalam tidurku. Aku masih selalu menciptakan lagu-lagu tentangmu, tentang kisah cinta kita. Masih selalu menyanyikan lagu-lagu yang bisa membuat perasaanku damai saat mengingatmu. Bernyanyi tentang kegundahan hatiku, tentang kerinduanku, dan tentang betapa aku tak bisa hidup tanpamu.
Aku masih selalu mendengarkan lagu-lagu kenangan kita yang dulu sering kita dengarkan berdua. Mendengarkan lagu-lagu favoritmu, dan semua lagu yang dulu kau suruh aku untuk mendengarkannya saat aku sakit, saat aku merindukanmu, dan saat kau ingin memberi tahu kepadaku betapa kau mencintaiku.
Entahlah, yang aku tahu lagu-lagu itu bisa membuatku merasa nyaman dan tenang.
Cincin pemberianmu masih kupakai hingga sekarang, masih tetap melingkar dan terlihat indah di jari manisku. Tak pernah sedetikpun aku mencoba untuk melepaskannya, tidak pernah!
Aku masih selalu melihat foto-fotomu yang ku bingkai dan terpajang dengan rapi di kamarku. Masih menyimpan fotomu dalam dompetku, masih menjadikan fotomu sebagai desktop background pada laptopku. Menyimpan file berisi foto-fotomu yang ku ambil dari facebookmu melalui facebook temanku karena aku sudah tidak bisa melihat facebookmu melalui facebookku lagi.
Mungkin hanya dengan cara seperti itu aku masih bisa melihat mata indahmu, membelai rambutmu, mengusap pipi dan hidungmu, mengelus bibirmu, dan mencium keningmu.
Aku masih selalu mengintaimu. Menanyakan kabarmu kepada teman-temanmu, mencari segala informasi tentang dirimu. Aku selalu ingin tahu apa yang telah kau lakukan, dan apa yang telah kau lewati, selalu ingin tahu segala sesuatu tentangmu, tentang hidupmu, dan tentang hari-harimu.
Aku masih selalu bercerita mengenai dirimu kepada orang-orang disekitarku. Menceritakan kisah kita, menceritakan saat-saat bahagia yang pernah kita lewati bersama, menceritakan betapa luar biasanya dirimu dan aku sungguh beruntung karena telah mengenalmu, dan sempat memilikimu.
Aku masih selalu menyebut namamu saat aku berdialog dengan Tuhanku. Mendoakanmu dalam sujudku, memanggilmu dan mengucapkan selamat malam saat aku akan bergegas untuk tidur.
Wahai engkau yang tersayang, mungkin ini adalah sebuah bentuk dari rasa penyesalanku. Karena dibalik semua itu aku masih teramat sangat mengharapkanmu. Jika suatu saat Tuhan mengizinkanku untuk bisa bersamamu lagi, percayalah kasih, aku akan mencintaimu dengan setulus hatiku dan memberikanmu kebahagiaan melebihi kebahagiaan yang kau dapatkan dari siapapun. Aku akan menjadi yang terbaik untukmu dan kau akan menjadi yang terakhir dalam hidupku. Aku berjanji.